Pmkotagede.org – Majelis Pendidikan Kader (MPK) dan Majelis Tabligh dan Dakwah (MTK) Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kotagede mengadakan pertemuan dengan utusan takmir masjid se-Kotagede pada Sabtu malam (2/1/2016) di Aula Musholla Aisyiyah Kotagede. Pertemuan yang dimulai ba’da isya tersebut mengagendakan persoalan terkait kaderisasi remaja masjid dan kader-kader calon penerus Muhammadiyah.
Dalam pertemuan tersebut, panitia juga menayangkan video lomba takbir keliling yang diadakan oleh Sie Pawai AMM Kotagede. Dalam lomba tersebut ada 30 kontingen remaja masjid yang berada di Kotagede dan sekitarnya. Setiap kontingen terdapat 70 lebih remaja dan anak-anak yang turut serta. Namun realita di masjid-masjid Kotagede, dalam sholat hanya sedikit yang menyempatkan sholat jamaah ke masjid. Saat ini jumlah jamaah yang mengikuti sholat jamaah di masjid sangat sedikit. Terutama adalah jamaah remaja dan anak-anak.
Dalam diskusi tersebut, beberapa perwakilan takmir masjid menyampaikan pendapatnya dan redaksi simpulkan menjadi beberapa alasan terkait mengapa anak-anak jarang sholat berjamaah ke masjid. Diantaranya adalah kesibukan sekolah, kuliah dan bekerja. Kebanyakan para orangtua saat ini pun juga lebih menekankan anak-anaknya untuk hal itu dibanding dengan sholat jamaah ke masjid. “Anak Saya Sekarang Kalau Pulang Sekolah Sore, Kalau Harus Sholat Ke Masjid Kasihan!” Mungkin alasan yang pernah kita dengar.
Menurut Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hikmah, Karangmojo KH Harus Ar-Rasyid, dalam pertemuan ini dari tadi baru menyampaikan terkait kondisi remaja yang mulai menjauh dengan lingkungan masjid. Namun kita sendiri belum mengupas pribadi diri sendiri. “Dari tadi kita hanya menceritakan kondisi remaja kita yang mulai menjauh ke masjid. Namun kita sendiri belum mengupas diri kita masing-masing yang malam hari ini ada disini dan menghadiri acara ini. Mereka anak muda tidak salah karena mereka tidak tahu. Yang salah itu kita, orang tua yang tahu dan hadir malam ini.” Ujar KH Harun Ar-Rasyid. KH Harun Ar-Rasyid menekankan untuk intropeksi diri sendiri terlebih dahulu. “Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang terkecil, dan mulai dari sekarang.”
Diluar forum tersebut, Ketua Bidang Dakwah dan Media PC Pemuda Muhammadiyah Kotagede Jihad Setiaddin berharap agar kaderisasi dimulai dari hal yang terkecil terlebih dahulu. Tidak hanya menyangkut kaderisasi di masjid, namun juga persyarikatan Muhammadiyah. Yaitu dari lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga akan mempengaruh besar terhadap pola pikir anak-anaknya. Ketika orangtua hanya menekankan kepada anaknya untuk belajar disekolah dan kuliah, maka kewajiban besar seperti jamaah di masjid dan bermasyarakat akan dikesampingkan. “Harapannya, Pengurus Muhammadiyah atau Takmir mengajak dan menekankan anak-anaknya sendiri terlebih dahulu untuk aktif.” Realita ini mungkin memang terjadi diberbagai tempat dimana orangtuanya sangat melindungi anaknya untuk terus belajar dan tidak perlu aktif dimasyarakat. Namun malah memikirkan bagaiamana anak-anak orang lain agar aktif dimasjid atau dimasyarakat.